DINGIN YANG ASING

Puisi-puisi Toni Tazkia Perdana ________________________________________________________________

MENCUCI PAKAIAN

dia mencuci bajunya
di antara gedung dan ketidakadilan
karena besok dia kuliah di jalan-jalan
tentang hidup dan derita orang-orang

dia mencuci baju yang kotor
seakan-akan mencuci tangannya
dari dosa-dosa yang takkan pernah bersih dan usai

dia hanya berharap
tak ada penyesalan pada baju
dan dirinya

September 2019

 

Dingin yang Asing

dingin yang asing
menjalar ke tubuhku

barangkali karpet atau
selimut tak bisa menahan
lantai yang diprovokasi
angin dan hujan
seperti telinga
yang tak bisa menangkal
kata yang usil dan nakal

dingin ini lebih tajam
menusuk-nusuk ingatan
dan perasaan

lebih mengerikan daripada
api yang biasa membakar.

2020

 

Jatiluhur

di puncak Gunung Lembu
kera-kera berloncatan
bagai gairah yang muda

sementara di atas Waduk Jatiluhur biru
mengapung rakit-rakit entah punya siapa

tak seperti ikan-ikan di kedalamannya
aku tak bisa selami keruh
dalam perasaan

siapa yang jadi pemburu
siapa yang ditawan lebih dulu
antara kita dan nafsu

2021

 

Setia

tak ada yang bisa diajak berbicara
atau sekedar berbalas pesan
hingga sepi adalah teman yang paling pasti

barangkali kita mengerti
bahwa sepi bisa menjadi teman
yang meracuni

2020

 

Kamarku dan Aku
: Kepada Chairil

ke mana ruang mesti dicari
tak ngerti lagi

pintu terbuka
di dalam, diam seseorang
meski singgah tak pernah
penuh sesak

sesuatu hilang
makin penuh, makin sesak

darah mengental menyendat
aku tunduk berat

2021

 

Toni Tazkia Perdana, lahir di Bandung 12 Agustus 1998. Bergiat di Hima Satrasia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2019 dan Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS UPI). Puisi Toni pernah tayang di Pikiran Rakyat dan Sukusastra.com.

Related posts

Leave a Comment

fifteen − 2 =